Jakarta (Pinmas)—Menteri Agama Suryadharma
Ali mengatakan, pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang
pengelolaan Dana Abadi Umat (DAU). Namun untuk
memanfaatkan dana masih menunggu pembentukan sebuah badan khusus yang
mengelola dana dari hasil efisiensi biaya penyelenggaraan ibadah haji
itu.
“Ada satu persyaratan yang belum selesai, harus ada Badan Pengelola DAU,
PP-nya sudah terbit,” kata Menteri Agama saat memberi sambutan pada
acara Tasyakur Haji 2012 dan Musyawarah Nasional Asosiasi Bina Haji dan
Umrah Nahdlatul Ulama (ASBIHU NU) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Rabu (23/1) malam.
Menag mengatakan, penggunaan DAU harus
tepat sasaran, yang lebih bermanfaat bagi umat. Jangan sampai uang ini
dipakai untuk program abstrak seperti untuk rapat, pembinaan dan
sebagainya.
Ia juga mengatakan, jumlah dana yang terkumpul dalam DAU
dari tahun ke tahun terus bertambah. “Waktu saya dapat tugas pertama Rp
1,7 trilyun. Sekarang sudah 2,2 trilyun, duitnya ada, saya berencana
bikin masjid,” katanya.
“Kalau dana sebesar Rp 2,2 trilyun, manfaatnya 5-7 persen berarti Rp
120 milyar pertahun. dalam satu tahun bisa dibangun 120 masjid,
sehingga dalam jangka 8 tahun ada 1.000 masjid,” jelas Suryadharma Ali.
Menag juga mengatakan, dana subsidi dari dana optimalisasi bagi
setiap jamaah dari tahun ke tahun meningkat. “Subsidi dari dana manfaat
setoran awal bagi jamaah akan terus kita tingkatkan,” ujarnya Ia
mencontohkan, pada 2009 hanya 27 persen jamaah yang pemondokannya berada
di jarak 2.000 meter ke bawah dari Masjidil Haram.
Pada 2010, kata dia, jamaah yang pemondokannya mendapat subsidi dari
dana optimalisasi haji meningkat menjadi 65 persen. Begitu pula subsidi
untuk setiap jamaah dari dana optimalisasi haji untuk pemondokan pada
2011 meningkat. ‘’Pada 2011 dan 2012, seluruh pemondokan jamaah haji
reguler berada di Ring I, yakni 2.500 meter ke bawah,’’ ungkap Menag.
Ia mencontohkan, biaya sewa pemondokan yang dibayar jamaah pada 2011
mencapai 3.150 riyal, padahal harga sewa mencapai 3.700 riyal. Setiap
jamaah mendapat subsidi sebesar 550 riyal. Tahun 2012, jamaah hanya
membayar sewa pemondokan sebesar 3.100 riyal, padahal sewa pemondokan
mencapai 4.300 riyal.
Menurut Menag, jika pada 2011 jamaah masih dibebankan membayar
general service fee sebesar 100 dolar AS dari total biaya sebesar 277
dolar AS, maka Musim Haji 2012 ditanggung sepenuhnya oleh dana
optimalisasi. ‘’Itu berarti subsidi yang diterima jamaah semakin
meningkat,’’ paparnya..
Selain itu, setiap jamaah juga mendapat subsidi untuk biaya
katering, asuransi, biaya pembuatan paspor. ‘’Semua digratiskan, karena
ditanggung dari dana optimalisasi setoran awal,’’ kata dia. Pihaknya
berjanji subsidi untuk jamaah pada musim haji 2013 akan terus
ditingkatkan.
Terlebih, kata dia, biaya sewa pemondokan akan terus naik. ‘’Tak ada
istilah sewa pemondokan turun,’’ ucap Menag. Apalagi, tutur dia, saat
ini Pemerntah Arab Saudi sedang gencar melakukan perluasan Masjidil
Haram. Karena itu pemerintah harus mengelola dana optimalisasi ini agar
meringankan jamaah haji. Sehingga, manfaatnya menjadi lebih besar.
Tasyakur Haji 2012 dan Munas ASBIHU NU
yang berlangsung 23-24 Januari diikuti ratusan peserta, hadir pada acara
tersebut mantan Menteri Agama KH Tolchah Hasan, Ketua Umum ASBIHU
NU KH Manarul Hidayat, Sekretaris Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah
Cepi Supriatna, Direktur Pembinaan Haji Ahmad Kartono dan Kakanwil
Kemenag prov DKI Jakarta Ahmad Murtadho. (ks)
Posting Komentar